Profil Lengkap Tabrani. ZA dan Model INSTAL yang Dikembangkannya

TABRANI. ZA dilahirkan di Gampong Ujung Tanoh, Kecamatan Lembah Sabil Kabupaten Aceh Barat Daya pada tanggal 14 Agustus 1986, merupakan putra bungsu atau kelima dari pasangan Almarhum Prof. Dr. Tgk. H. Guru Banta Sulaiman ZA dan Almarhumah Hj. Siti Asiyah, sekaligus merupakan putra ke 27 (putra bungsu) dari Almarhum Prof. Dr. Tgk. H. Guru Banta Sulaiman ZA. Tabrani. ZA memperistrikan seorang gadis dari desa Glee Jai Kec. Kuta Cot Glie Kab. Aceh Besar bernama Nurwahyuni, S.Pd.Gr.

Tabrani. ZA merupakan alumni Dayah Darussalam Labuhan Haji Aceh Selatan dan Dayah Ulee Titi Aceh Besar. Menempuh pendidikan dasar di SD Negeri Ujung Tanoh, Lulus Tahun 1998; SLTP Negeri 2 Manggeng - Aceh Barat Daya, Lulus Tahun 2001 dan MAN Labuhan Haji Barat-Aceh Selatan, Lulus Tahun 2005.

Kemudian, perjalanan pendidikannya berlanjut ke tingkat pendidikan tinggi pada universitas-universitas ternama. Pendidikan sarjana (S-1) pada tahun 2010 di tempuhnya pada Fakultas Tarbiyah IAIN Ar-Raniry (Sekarang UIN Ar-Raniry) Banda Aceh pada Prodi Pendidikan Bahasa Arab. Kemudian tahun 2010 melanjutkan Master (S-2) dan mendalami Studi Islam dengan konsentrasi Pendidikan Islam pada Prodi Magister Studi Islam, Universitas Islam Indonesia (UII) Yogyakarta, lulus dengan predikat magna cumlaude (sangat terpuji), dan pada waktu yang sama juga menempuh pendidikan pada Sekolah Pascasarjana Universitas Gadjah Mada (UGM) Yogyakarta pada Prodi Magister Kajian Timur Tengah.

Jika dilihat dari perjalanan pendidikan yang dijalani Tabrani. ZA, merefleksikan nilai kemandirian dan keilmuan Tabrani. ZA dalam konteks yang sangat luas, dengan memadukan pendidikan dayah (pesantren) dan pendidikan umum, mencerminkan integrasi mendalam dari nilai-nilai falsafah bangsa yang terinternalisasi melalui berbagai tahapan pendidikan formal dan non-formal. Mulai dari pendidikan dasar, pendidikan dayah hingga tingkat pendidikan tinggi, Tabrani. ZA mengeksplorasi identitas dan pengetahuan yang mengakar pada nilai agama, kebangsaan, dan kemanusiaan. Pendidikan non-formal yang diikuti oleh Tabrani. ZA juga menunjukkan komitmennya terhadap pengembangan karakter dan kompetensi yang berkelanjutan serta untuk mendukung kepakarannya. Kursus-kursus dan pelatihan yang diambilnya, seperti kebhinekaan global dan keterampilan komunikasi, menggarisbawahi usahanya untuk memperkuat kapasitas interpersonal dan kepemimpinan, mengintegrasikan nilai-nilai praktis dengan basis pengetahuan teoretis yang telah dibangun sebelumnya.

Tabrani. ZA merupakan Founder sekaligus Pembina Yayasan Sosial Cendikia Demografis Independent serta Direktur Eksekutif SCAD Independent. Sejak 2013 sampai dengan sekarang, Tabrani. ZA aktif sebagai sebagai Dosen Tetap pada Universitas Serambi Mekkah Banda Aceh dan sebagai dosen pada UIN Ar-Raniry Banda Aceh, serta sebagai tenaga pengajar pada Dayah Babul Maghfirah Aceh Besar.

Selain itu, Tabrani. ZA juga aktif sebagai Fasilitator Program Wawasan Kebinekaan Global, Pusat Penguatan Karakter (Puspeka) Kemendikbudristek R.I., Fasilitator Program Guru Belajar dan Berbagi Direktorat Guru Pendidikan Dasar Kemendikbudristek R.I., Fasilitator Program Kampus Mengajar, Kemendikbudristek R.I., Managing Editor pada Jurnal Ilmiah Peuradeun dan Jurnal Didaktika Pendidikan Dasar Direktorat Guru Pendidikan Dasar Kemendikbudristek R.I., serta Editorial Board dan reviewer pada sejumlah jurnal Nasional dan International bereputasi.

Tabrani. ZA telah memiliki karier yang panjang dan beragam dalam dunia akademik dan penerbitan, dengan kontribusi yang signifikan dalam banyak aspek pendidikan dan pengembangan kurikulum, salah satunya yaitu aktif dalam pengembangan kurikulum Fakultas Tarbiyah dan Keguruan serta Fakultas Syariah dan Ilmu Hukum UIN Ar-Raniry Banda Aceh bersama ASIAN LAW pada tahun 2015-2016. Tabrani. ZA juga terlibat dalam berbagai tim penyusun naskah akademik dan pedoman untuk Kemendikbud RI, termasuk naskah akademik untuk Guru Penggerak dan Pelajar Pancasila, tim penyusun naskah akademik untuk program Guru Belajar dan Berbagi. Keseluruhan aktivitasnya mencerminkan dedikasi yang mendalam terhadap peningkatan kualitas pendidikan dan pengembangan karakter di Indonesia.

Sebagai seorang jihadis jurnal, Tabrani. ZA memulai perjalanannya sebagai Assistant Editor di Jurnal Al-Jamiah UIN Sunan Kalijaga dan Jurnal Millah UII Yogyakarta pada tahun 2011, dan terus memperdalam pengalaman editorialnya dengan menjadi bagian dari pengelola dan reviewer serta pendamping pada berbagai jurnal Nasional dan Internasional bereputasi hingga saat ini, serta mulai tahun 2022 menjadi Wakil Ketua Umum Relawan Jurnal Indonesia Wilayah Aceh. 

Tabrani. ZA juga dikenal sebagai pendiri sekaligus sebagai managing editor pada Jurnal Ilmiah Peuradeun. Sejak 2017, Tabrani. ZA telah memegang peran penting dalam proses akreditasi jurnal ilmiah di UIN Ar-Raniry Banda Aceh serta beberapa PTKIN lainnya di Indonesia. Dan sejak tahun 2020, Tabrani. ZA menjadi fasilitator pendampingan akreditasi jurnal di Direktorat Pendidikan Islam Kementerian Agama RI. Terbaru, pada tahun 2023, Tabrani. ZA menjadi anggota dari Asian Council of Science Editors, yang menegaskan komitmennya terhadap peningkatan kualitas editorial dan penerbitan ilmiah di Asia. Aktivitas keanggotaan ini secara keseluruhan mencerminkan dedikasi Tabrani. ZA dalam memajukan pendidikan, penelitian dan publikasi pada skala global.

Di samping sebagai Dosen dan editor, dengan berbekal banyak pengalaman, Tabrani. ZA mengekspresikan filosofi pendidikannya melalui partisipasi aktif dan kepemimpinan dalam berbagai organisasi kemasyarakatan dan Pemuda, mulai dari keanggotaannya di HMI Aceh dan organisasi intra dan ekstra kampus lainnya. Selain itu, Tabrani. ZA juga terlibat sebagai anggota di komunitas Penulis Tikar Pandan DOKARIM Aceh, dan Program Pendidikan Damai. Kepemimpinannya mulai menonjol saat dia menjabat sebagai Ketua Umum PB. IMADA (2008-2013), kemudian sebagai pengurus di berbagai organisasi lainnya, seperti sebagai Sekjen Gerakan Intelektual Se-Aceh, sebagai anggota bidang advokasi di Forum Pelopor Perdamaian Aceh yang diinisiasi oleh Kementerian Sosial RI., Ikatan Sarjana Pendidikan Indonesia (ISPI) Aceh, Asosiasi Dosen Indonesia (ADI), Ikatan Guru Indonesia (IGI), Asosiasi Dosen Republik Indonesia (ADRI), Dewan Pakar PC Pergunu Kota Banda Aceh, Pengurus GP Ansor Aceh Besar, Pengurus PW Pergunu Aceh, Wakil Ketua Umum Dewan Pengurus Pusat Ikatan Sarjana Alumni Dayah (ISAD), Khatib Syuriah MWCNU Baitussalam Aceh Besar, Pengurus PW. BKPRMI Aceh, Pengurus Wilayah Forum Pendidik Madrasah Inklusif Aceh, dan Wakil Ketua PW Komisi Nasional Pendidikan (Komnasdik) Aceh. Ini menegaskan perannya yang sangat penting dalam pengembangan pendidikan dan keagamaan di Aceh. Di tingkat nasional kiprah dan kepemimpinannya juga terlihat sebagai Sekjen DPP LKBH Tendikindo, Pengurus Pusat Permapendis Indonesia, dan Koordinator Departemen Penelitian, Karya Ilmiah dan Publikasi PP PERGUNU, menunjukkan dedikasi dan pengaruhnya yang signifikan dalam mengadvokasi pengembangan pendidikan, penelitian, publikasi dan keagamaan di Indonesia.

Sebagai seorang akademisi, Tabrani. ZA juga secara aktif mengambil bagian dalam serangkaian pelatihan, seminar, konferensi, dan lokakarya yang bertujuan untuk pengembangan profesi. Keterlibatannya dalam berbagai forum akademis ini merupakan manifestasi dari komitmen filosofis Tabrani. ZA untuk pendidikan berkelanjutan dan pembelajaran sepanjang hayat. Hal ini mencerminkan pandangan bahwa pengetahuan adalah sebuah proses yang dinamis dan interaktif, bukan sekadar akumulasi fakta yang statis. Dalam setiap seminar atau konferensi, baik nasional maupun internasional, Tabrani. ZA tidak hanya sebagai peserta, tetapi sering kali sebagai pembicara yang memberikan wawasan baru yang dapat mempengaruhi cara pandang dan praktek pengajaran di bidang pendidikan Islam dan filsafat. Partisipasi aktif dalam kegiatan-kegiatan ini tidak hanya meningkatkan kapasitas individu Tabrani. ZA sebagai pendidik dan peneliti tetapi juga menegaskan perannya sebagai pemimpin pemikiran dalam komunitas akademis, yang berdedikasi untuk memajukan pemahaman tentang cara terbaik mengintegrasikan nilai-nilai filosofis dalam pendidikan.

Dari berbagai publikasi yang telah dilakukan, terlihat jelas bahwa Tabrani. ZA memiliki minat yang konsisten terhadap isu-isu pendidikan, metodologi, filsafat, dan pengembangan moral yang diintegrasikan dalam kerangka pendidikan Islam. Beberapa judul karya Tabrani. ZA, seperti “Pancasila as the Core Value for Character Building in Islamic Higher Education Institutions”, “The Effect of Spiritual and Social Norm in Moral Judgement”, “The Shift of Paradigm in Comprehending Religion: From Idealism to Historicity” dan “The Role of KKNI Curriculum in Supporting the Development of Education at the LPTK UIN Sunan Kalijaga Yogyakarta” secara langsung menunjukkan keterkaitan dengan disertasi yang ditulis oleh Tabrani. ZA dalam menyelesaikan program Doktornya pada Pascasarjana UIN Ar-Raniry Banda Aceh. Publikasi-publikasi ini tidak hanya menyoroti pentingnya pengintegrasian nilai-nilai filosofis dan nasional dalam kurikulum pendidikan Islam, tetapi juga memperlihatkan pendekatan multidisipliner yang diadopsi oleh Tabrani. ZA untuk menggali lebih dalam tentang bagaimana nilai-nilai tersebut bisa dibentuk dan diinternalisasikan dalam konteks pendidikan di PTKIN.

Selain itu, penerbitan bukunya seperti “Metodologi Penelitian Kualitatif & Grounded Theory”, “Metodologi Penelitian Berbasis Fenomenologis”, “Filsafat Ilmu dan Logika Pengetahuan”, “Transformasi Pendidikan Islam dalam Wajah Tradisi Kontemporer”, “Navigasi Perubahan: Transformasi Pendidikan Agama dalam Dinamisme”, “Menggugat Logika Nalar Rasionalisme Aristoteles”, “Dialektika Agama dan Kritik Sosial”, “Arah Baru Metodologi Studi Islam”, serta “Persuit Epistemology of Islamic Studies” - mengindikasikan keahlian Tabrani. ZA dalam metodologi penelitian dan pemikiran filsafat, yang merupakan aspek penting dalam analisis sosio-epistemologis yang di terapkan dalam disertasinya. Keseluruhan ini menegaskan bahwa Tabrani. ZA tidak hanya mendalami teori dan praksis dalam bidangnya, tetapi juga berupaya mengaplikasikan pengetahuan tersebut untuk memajukan pendidikan di Indonesia, khususnya dalam konteks internalisasi nilai falsafah bangsa dalam kurikulum. Kesinambungan antara publikasi Tabrani. ZA dan disertasi yang dikerjakannya merupakan bukti dari komitmen akademis Tabrani. ZA untuk berkontribusi secara teoritis dan praktis dalam bidang pendidikan Islam dan filsafat.

Selain itu, Tabrani. ZA juga dikenal sebagai penulis yang aktif, tercatat lebih dari 12 artikel yang ditulisnya terindek pada database scopus, 33 artikel terindek pada Web of Science, 124 artikel pada jurnal nasional terakreditasi dan berISSN, 20 judul buku, 7 chapter book yang diterbitkan oleh penerbit internasional serta 12 buku sebagai editor. Salah satu tonggak penting dalam karirnya sebagai dosen adalah diterbitkan bukunya “The Paradigm of Science in Islam” pada tahun 2020 oleh salah satu penerbit ternama di Jerman, dan sejak saat itu, buku tersebut telah diterjemahkan ke dalam 12 bahasa dunia, ini membuktikan penerimaan dunia internasional terhadap karyanya. Atas prestasi dan karya-karyanya, Tabrani. ZA mendapatkan dua penghargaan bergengsi sekaligus, yaitu sebagai Dosen Peneliti Kreatif, dan sebagai Academic Leader Bidang Pendidikan Islam pada anugerah Dosen Permapendis Award tahun 2024. Penghargaan ini menunjukkan pengakuan atas dedikasinya dalam bidang pendidikan, penelitian dan kepemimpinan akademik.


Model Integratif-Strukturalis (INSTAL)

Tabrani. ZA dalam disertasinya yang berjudul Internalisasi Nilai Falsafah Bangsa dalam Kurikulum PTKIN Aceh (Suatu Analisis Sosio-Epistemologis), yang telah dipertahankannya pada tanggal 20 Desember 2024 dihadapan Dewan Penguji yang dipimpin langsung oleh Rektor UIN Ar-Raniry Banda Aceh Prof. Dr. Mujiburrahman, M. Ag dengan sebagai Ketua Sidang, dengan didampingi Sekretaris Sidang, Dr. Sehat Ihsan Shadiqin, M.Ag. Para penguji terdiri dari Prof. Dr. Syamsul Rijal, M.Ag, Prof. Dr. T. Zulfikar, M.Ed, Dr. Ismail Muhammad, M.Ag, Prof. Dr. Saifullah Idris, M.Ag, dan Prof. Dr. Warul Walidin AK., MA. Hadir pula penguji eksternal dari Universiti Utara Malaysia, Prof. Dr. Mohd Zailani bin Mohd Yusoff.

Dalam disertasinya, Tabrani. ZA menyoroti tiga hal, Pertama, sistem pendidikan dan kurikulum PTKIN Aceh, Kedua, nilai-nilai falsafah bangsa yang terinternalisasikan dalam kurikulum PTKIN Aceh, dan ketiga proses perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan internalisasi nilai falsafah bangsa dalam kurikulum PTKIN Aceh. Hasil penelitian DIsertasinya mengungkapkan bahwa, Pertama, sistem pendidikan di PTKIN Aceh dirancang secara holistik, mengintegrasikan ajaran Islam dan ilmu umum melalui kurikulum KKNI dan pendekatan OBE. Kurikulum ini menekankan pembentukan karakter dan moral mahasiswa, melalui berbagai mata kuliah terintegrasi serta program pengembangan karakter seperti program wajib Ma`had, moderasi beragama, program insan Qur`ani, serta kegiatan ekstrakurikuler lainnya. Kurikulum ini terus diperbarui mengikuti konsep triple helix, namun, pendekatannya sering kali terbatas pada aspek permukaan, yang lebih fokus pada aspek kognitif dan akademik, mengesampingkan dimensi afektif dan psikomotor yang penting dalam pembentukan karakter dan identitas mahasiswa. Selain itu, penerapan konsep triple helix cenderung membuat kurikulum berorientasi pasar tanpa mempertimbangkan kritik terhadap struktur sosial yang lebih luas.

Kedua, nilai-nilai falsafah bangsa yang diinternalisasikan dalam Kurikulum PTKIN Aceh berfokus pada lima nilai inti: religius, nasionalisme, kemandirian, gotong-royong, dan integritas. Nilai-nilai ini menjadi fondasi utama dan penerapannya mencakup integrasi prinsip-prinsip Islam dan Pancasila dalam berbagai aspek pendidikan, mulai dari perkuliahan hingga kegiatan ekstrakurikuler dan non-kurikuler. Namun, internalisasi nilai ini sering hanya bersifat instruktif tanpa praktik transformatif dan inovatif. Tantangan internal dan eksternal, seperti resistensi dari pendidik dan sistem pendidikan yang kaku, menghambat penerapan pendekatan yang lebih fleksibel dan holistik.

Ketiga, proses internalisasi nilai-nilai falsafah bangsa di PTKIN Aceh melibatkan perencanaan, pelaksanaan, dan pengawasan nilai utama melalui kurikulum dan aktivitas kemahasiswaan. Lima pilar utama yang mendukung proses ini adalah tridarma perguruan tinggi, budaya organisasi, kegiatan kemahasiswaan, budaya akademik, dan kehidupan sehari-hari mahasiswa, ditambah dengan kearifan lokal Aceh dan moderasi beragama. Sedangkan pengawasan dilaksanakan dengan model evaluasi CIPP (Context, Input, Process, Product). Akan tetapi, terdapat kekurangan terutama dalam inklusivitas. Upaya homogenisasi nilai sering mengabaikan keragaman sosial budaya Aceh, tidak mencerminkan pendapat semua segmen masyarakat. Metode top-down dalam perencanaan dan pengawasan menghambat partisipasi mahasiswa dan dosen, menciptakan kesenjangan antara kebijakan dan realitas, serta mengurangi efektivitas penerapan nilai. Selain itu, feedback sering tidak diikuti tindakan perbaikan yang efektif, menghilangkan peluang intervensi tepat waktu.

Temuan yang didapatkan Tabrani. ZA dalam disertasinya menyoroti kebutuhan untuk mengembangkan model internalisasi nilai dalam kurikulum PTKIN Aceh yang tidak hanya menekankan pencapaian akademik tetapi juga pembangunan karakter yang komprehensif. Tabrani. ZA menawarkan model baru yang dinamakan Integratif-Strukturalis”, yang disingkat dengan “INSTAL”. Model INSTAL yang ditawarkan oleh Tabrani. ZA ini merupakan kerangka kerja baru dalam kurikulum PTKIN Aceh, yang bertujuan untuk mengintegrasikan pendekatan struktural dan kultural dalam proses internalisasi nilai dalam kurikulum. Tabrani. ZA dalam pengembangan model ini mengambil inspirasi dan berlandaskan pada aliran strukturalisme dan pragmatisme, dengan mengintegrasikan prinsip-prinsip teori strukturasi dari Anthony Giddens serta diperkaya dengan prinsip konstruktivisme dari Jean Piaget sebagai kerangka dasar.

Kata “Instal” serupa dengan kata “install” dalam bahasa Inggris, yang berkonotasi pada proses memasang atau mengintegrasikan sesuatu sehingga menjadi bagian permanen dari sistem. Namun, dalam konteks model yang ditawarkan oleh Tabrani. ZA, yaitu usaha untuk memasukkan nilai-nilai secara mendalam dan berkelanjutan dalam kurikulum sehingga efeknya tahan lama dan alami. Penggunaan kata INSTAL selain singkatan dari model Integratif-Strukturalis, juga mempunya arti dan filosofi tersendiri, yaitu Integration, Naturalization, Structuralism, Transformation, Adaptability, dan Longevity.

Model INSTAL yang dikembangkan Tabrani. ZA tidak hanya berfungsi sebagai pendekatan internalisasi nilai dalam kurikulum, tetapi juga mencerminkan esensi dari paradigma pendidikan tinggi transformatif yang dipaparkan dalam kebijakan Kemendiktisaintek dalam Rapat Kerja dengan Komisi X DPR RI. pada tanggal 6 November 2024. Dengan menekankan kolaborasi, pemberdayaan, dan inovasi dalam proses pendidikan, model ini selaras dengan visi pendidikan tinggi yang berorientasi pada pemecahan masalah sosial dan pembangunan nasional. Pendekatan ini juga menggabungkan nilai-nilai lokal dan nasional dalam kurikulum yang berbasis pada KKNI, sehingga lulusan PTKIN Aceh diharapkan tidak hanya kompeten secara teknis tetapi juga memiliki integritas dan tanggung jawab sosial yang kuat, sebagaimana diharapkan dalam kebijakan paradigma baru pendidikan tinggi Indonesia yaitu “Paradigma Transformasional”.

Model INSTAL dirancang oleh Tabrani. ZA untuk mengatasi kekurangan dalam pendekatan holistik dan organik yang bekerja secara terpisah, memfasilitasi integrasi yang lebih efektif dalam proses internalisasi nilai dalam kurikulum. Model ini berfokus pada integrasi nilai-nilai keagamaan, kearifan lokal, dan moderasi agama dengan kurikulum akademik, menonjolkan pentingnya pendidikan karakter dan pembangunan kapasitas kritis dan reflektif mahasiswa.

Dalam konteks epistemologis, model INSTAL bisa dilihat sebagai refleksi dari bagaimana pengetahuan—dalam hal ini, nilai-nilai keagamaan, kearifan lokal, dan moderasi agama sebagai bagian dari nilai falsafah bangsa—dipandang sebagai sesuatu yang tidak hanya dipelajari tapi juga diinternalisasi melalui pendekatan yang holistik dan organik. Ini mengindikasikan pemahaman bahwa proses pembelajaran dan internalisasi nilai tidak hanya terjadi melalui transmisi informasi yang eksplisit, tapi juga melalui interaksi sosial, pengalaman, dan refleksi yang mendalam yang terjadi di lingkungan pendidikan.

Model INSTAL yang dikembangkan oleh Tabrani. ZA menawarkan pandangan epistemologis yang mendalam tentang bagaimana nilai-nilai falsafah bangsa diinternalisasikan dalam kurikulum PTKIN Aceh. Pendekatan ini memandang internalisasi nilai tidak hanya sebagai proses akademik, tetapi sebagai fenomena yang kompleks dan multidimensi yang melibatkan seluruh aspek kehidupan mahasiswa. Dalam konteks ini, pendidikan tidak sekedar menjadi transfer pengetahuan, tetapi juga sebagai wadah transformasi sosial dan personal, di mana nilai falsafah bangsa menjadi pusat dari proses pembelajaran dan pertumbuhan pribadi.

Model INSTAL yang dikembangkan oleh Tabrani. ZA memanfaatkan dua pendekatan utama, yaitu pendekatan holistik dan pendekatan organik. Melalui dua pendekatan tersebut, model ini berupaya menciptakan sistem pendidikan yang fleksibel, namun tetap berpegang teguh pada prinsip-prinsip moral dan etika yang kuat, sehingga mampu menjawab tantangan zaman tanpa melupakan akar budaya dan agama. Dengan demikian, PTKIN tidak hanya menjadi pusat pengembangan ilmu pengetahuan, tetapi juga benteng penjaga nilai-nilai luhur bangsa.

Disertasi Tabrani. ZA, tidak hanya memperkuat peran PTKIN Aceh sebagai pusat pendidikan Islam moderat, tetapi juga menjadi referensi penting untuk pengembangan kurikulum yang adaptif di tingkat nasional. Model yang ditawarkan oleh Tabrani. ZA diharapkan dapat menjadi referensi penting bagi pengembangan kurikulum di PTKIN, tidak hanya di Aceh tetapi juga di tingkat nasional.